Minggu, 11 Oktober 2020

hati sempit

Sekecil ini kah hati dan perasaan ku? 
Sekedar memaafkan mu saja aku masih belum mampu. 
Benar kata cak nun "kelak kau akan sadar, bahwa bagian terberat dari mencintai adalah sabar"
Ingin ku maki diriku sendiri, tapi ingin juga ku maki dirimu . 
Entahlah. Tuhan lapangkan sabar dan ikhlas ku. 

kamu iblis atau malaikat?

Untuk apa Tuhan hadirkan kamu? 
Untuk apa Tuhan munculkan rasa untukmu? 
Untuk ku, untuk apa Tuhan hadapkan aku dengan keadaan yang rentan memarkan hati ku? 
Kamu tidak cantik, bukan berarti kamu tidak menarik. 
Kamu tidak feminim, bukan lantas pandangku minim. 
Jika ku pikir Tuhan itu egois. Pasti. 
Jika ku pikir kamu itu manis. Iya. 
Jika ku pikir Tuhan itu adil. Tentu. 
Jika kup pikir kamu itu jahat. Ya, kamu jahat. 
Tindakan mu yang sesederhana itu masih terasa membiru lebam di ujung rasa, tak kunjung pula sembuh dari waktu. 
Aku bodoh? Iya. 
Kamu jahat? Iya. 
Yah seyogyanya wanita jahat hanya untuk laki laki bodoh. 
Sudah pasti aku pun jahat. Dan kamu bodoh. 
Sekali kamu sakiti aku, sampai mati luka itu abadi. Itu tanda kamu bodoh. 
Sudah tau bakal tersakiti, lagi  lagi dan lagi mustinya aku memaafkan mu dan menghilangkan semua harapan ku, tapi aku terlalu jahat. 
Dewasa kini, aku masih tak tahu harus ku apakan sesak di dada ini yang kadang kambuh tak tentu waktu. 
Sayang maaf ya. Mungkin aku akan berpura pura baik baik saja untuk waktu yang amat lama. 
Harapanku semoga Tuhan menutupi kekecewaanku dengan wajah tersenyum. 
Dan semoga Tuhan memberikan obat bagi hati yang sedang merintih. 

Selasa, 06 Oktober 2020

kamu bangsat, tapi aku sayang

Hey.. 
Kamu yang sering berbohong kepadaku, 
Iya kamu. Gadis api. 
Aku tau kamu sering berbohong, sengaja membohongi aku dengan tingkah kekanak kanakan mu, mencoba menutupi semua kebohongan mu dari yang kecil sampai yang tidak kecil. 
Meskipun aku tau kamu sering dusta, aku hanya mampu pura pura percaya dengan semua kata kata mu. Tidak pernah tega untuk ku menggungkap semua kebohongan mu, karena aku hanya ingin merawat hubungan kita. 
Aku yang menulis seperti ini, bukan berarti tanpa suatu kebohongan pun. Sama.. 
Aku juga manusia yang pernah berbohong. Tapi itu ku lakukan bukan untuk semata karena apa, itu hanya kulakukan untuk membalas kebohongan mu. 
Mungkin jika semua kata ini ku ucapkan langsung kepada mu, pastinya kamu akan bertanya "kebohongan yang mana? "
Tak perlu ku jelaskan. Kamu lebih tau dari pada aku. 
Sudah, aku teramat lelah untuk mendetil kan semua prosa sandiwara mu. 
Coba diam dan renungkan, 

Sabtu, 03 Oktober 2020

dua puluh dua dua puluh lima

Sayang.. 
Malam ini ku tengadah kan wajahku menatap sang rembulan malam, sinar nya terang seperti sorot matamu. 
Kau tau? Ya, meskipun amarah ini masih belum juga padam namun ada setetes kerinduan akan dirimu, senyum mu, tawamu yang dengan bersusah payah mencoba memadamkan api di hati ini. 
Kamu sedang apa? .. 
Sebuah kalimat tanya yang melintas di fikiran saat menatap rembulan malam. 
Sebuah kalimat tanya yang tak pernah aku tau jawabannya. 
Memang benar hidup bukan melulu soal cinta, tapi untuk ku, tiada detik yang terlewat melainkan pertanyaan pertanyaan akan cintamu selalu berbisik, seperti bisikan kebencian. 
Sayang masih kah kamu ingat akan janji kita sebelum kamu berangkat ke pesantren meninggal kan aku dengan beban yang masih membukit?
Tercatat sudah berapa kali kamu mengingkari sumpah janjimu? Hanya kamu dan Tuhan yang tahu. 
Aku merasa seperti laki laki bodoh yang selalu memaafkan atas kesalahan kesalahan yang kamu ulang, ulang, ulang dan lagi. 
Aku merasa sepertinya hanya aku yang berjuang, berjuang menjaga sumpah janji kita. 
Mungkin aku terlalu malu untuk mengungkap kan langsung kepada mu, hingga aku membuat catatan tak jelas ini. 
Kamu terlalu segalanya untuk ku, kamu tau akan hal itu kan? 
Tapi kenapa tak henti hentinya kamu selalu berbohong, berbohong tiada hentinya. 
Aku memang bukan laki laki sempurna yang tanpa kesalahan sedikit pun, hingga terkesan selalu mengungkit ungkit segala kesalahan mu. 
Sayang.. Aku ini laki laki lemah,  percayalah sekeras kerasnya aku,  aku adalah Jiwa yang ringkih di hadapan mu, jiwa yang mudah luluh karena rayumu , atau mungkin jiwa yang lemah karena  luka yang kamu gores terlalu ramah. 
Tak perlu kau tanya mengapa,  seharusnya kamu tahu kenapa. Tak usah kamu tanya alasan, sewajarnya kamu tahu mengapa demikian. 
Kasih ku, aku terlalu lelah untuk membicarakan ini semua, aku lelah untuk mengekangmu selamanya,. 
Sudah sayang, 
Fisik dan mental ku sudah teramat lelah, batinku berontak ingin menyerah, hatiku koyak sampai membuatku pasrah. 
Terserah maumu apa. Aku hanya ingin tidur lelap tanpa beban segudang pertanyaan yang menghantui di awal lelap ku. 
Selamat tidur sayang. Apapun yang kamu lakukan aku hanya mampu menghibur diri " Ku maafkan segala ketidaksengajaan mu yang menyakiti aku"

Jumat, 02 Oktober 2020

amarah tersimpan

Sakit.. 
Dan masih sakit. Terasa sampai lebam dadaku hingga kini. 
Kamu adalah wanita terjahat yang aku tau di sepanjang hidup ku. 
Teringat saat kamu di puncak gunung itu, dengan mudah bersembunyi di balik ucapan mu. 
Ah entah lah, terlalu sukar rasanya untuk ku menulis, sebab nyeri yang tersimpan ini belum juga hilang setelah hampir satu tahun berlalu. 
Ingin ku maki dirimu, namun kamu adalah aku. 
Ku harap dengan berjalannya laju luka ini segera hilang dari kenangan. 
Tercatat sudan 398 hari sejak kamu menyakiti aku hingga aku menulis subah catatan ini, masih saja duka yang bersamayam belum juga pudar di telan waktu. 
Masih teramat jelas waktu itu, hingga sekedar meneteskan air mata pun aku tak mampu. 
Marah, kecewa, tentunya. Kamu yang ku kira sudah mampu berkomitmen ternyata... Ya begitu
Yah meskipun alasanmu mudah di Terima akal ku, namun kenapa sakit nya masih terasa hingga kini,? 
Mungkin aku memang bukan laki laki yang baik, atau kamu terlalu baik hingga Tuhan menguji kekuatan hati rapuh ku yang di sepanjang nafasku belum pernah merasakan sakit yang teramat itu. 
Meskipun sudah ku nyatakan memaafkan mu, namun percayalah sekarang pun luka itu masih ada, hanya saja tertutupi oleh senyum dari wajah dekil ini. 
Sayang.. Maaf mungkin aku akan membohongi kamu di seumur hidup ku. 
Percayalah, meskipun aku sangat membenci mu, namun aku juga sangat mencintai kamu. 
Karena kamu adalah satu satu nya yang terukir di hati hingga membuat sedemikian rupanya. 
Gadis api ku. 

ngopi pait ireng wengi

Dek, benarkah cintamu ini nyata..? 
Setiap malam menjelang tidurku, hati ini selalu berdelusi, mencoba menerka apa yang ada di hatimu. 
Mungkinkah kamu itu nyata, atau hanya fatamorgana. 
Menelisik di pelung terdalam, mencari pembenaran dari firasat yang kadang tak tentu arahnya. 
Kadang, aku begitu teramat percaya akan nyata mu. Kadang juga aku terlalu bodoh untuk percaya akan pernyataan mu. 
Bicara tentang cinta, yang katanya aku adalah separuh mu. Namun nyatanya ucapan dan laku mu seperti berlawanan. 
Dek kamu tau?, bagiku kau adalah semesta penipu. 

Kamis, 01 Oktober 2020

Ruang Rindu

Heyy..
Gadis api ku.. 
Untuk raga yang tak bisa ku sentuh,  tangan yang tak bisa ku cekal,  dan senyumanmu yang tak bisa ku nikmati.  Bersabarlah dalam sebuah pertemuan ya?  Aku yakin rasa cinta yang jarang bertatap,  Tuhan akan mengakhirinya dengan satu atap 🌻

hati sempit

Sekecil ini kah hati dan perasaan ku?  Sekedar memaafkan mu saja aku masih belum mampu.  Benar kata cak nun "kelak kau akan sadar, bahw...